Monday, February 27, 2012

#awal2begin

Tak ada aksi

mana karyanya?

ketika itu hanya berat di pikir

malah anggap itu pengorbanan

      sekarang

      keyakinan yang dimainkan

      goyah secuil celaka

      tak bisa tidak

inspirasi yang buntu mencegat

selalu

harapan?

bahkan makin jauh dari Sang Pemberi

malu

sudah telat

melangkah pun tersendat-sendat

padahal beban terberat adalah kaki itu

naif

      bahkan mimpimu besar

      tindakan kecilmu jauh dari kata kecil itu

      aaaaaahh…….

      bangun pun tak membawa perbedaan

      atau harus terus bermimpi?

      payah

#awal2begin seharusnya ada

#awal2begin seharusnya bisa

#awal2begin seharusnya mampu

“coz the first step is always hardest in every changing

 

Sedikit curhatan ketika hati dan fisik mulai buntu dan

setidaknya menambah beban pikiran untuk

#Galau

Thursday, February 02, 2012

Petualangan 5 Kota #4 Blitar

“Kota yang melahirkan pemimpin pertama di Indonesia”

Liburan kali ini emang tak ada habisnya kami berkeliling. Masih dengan manusia-manusia lama yang kali ini berjumlah enam orang layaknya Super 8. Ada manusia #1 Adit, #2 Mbe, #3 Rahma, #6 Ria, #8 Iin, dan #9 Fariz. Karena tiga orang yang lain sudah pulang duluan (atau setidaknya akan langsung pulang). Sebelum berpetualang ke Kota Blitar ini, kami harus transit dulu di rumah manusia #4 Linda. Basecamp petualangan kami liburan kali ini. Hehehe. Fix bakalan sangat ngerepotin lagi.

Hari terakhir di Pare (Sabtu, 210112)

Hari terakhir di Pare, kami hanya berdelapan orang. ke-tujuh manusia yang saya sebutin di awal dan dua orang lagi #5 Gigi dan #7 Farah. Sedangkan manusia #9 Dian sudah pulang di malam sebelumnya.

Ada yang lain di hari terakhir di Pare: saya bangun kesiangan, manusia #2 mandi pagi, dan manusia #9 berangkat siang. Hari terakhir ini adalah final test semua program kecuali Vocab yang dimajukan di hari Jum’at kemarin. Malam sebelum-sebelumnyanya kami sudah melakukan persiapan yang cukup untuk hari ini. Mulai dari menghafal kosa kata dengan cara bedek-bedekan (bahasa jawa yang artinya tebak-tebakan), latihan presentasi dan kadang ngomong sendiri di kamar, sampai latihan pelafalan juga. *Entah kenapa jadi serius belajar gini. Hahaha

Ujian pertama Speaking 3 jam 7 pagi tepat. Pas saya datang, Arafat sudah berdiri di depan mempresentasikan materinya: “Do you agree if street people and vendors are imprisoned?” Dan secara acak, saya maju ditunjuk oleh Yudi yang mendapat giliran setelah Arafat. Jadilah persiapan semalam saya tumpahkan. Alhamdulillah selesai. Kami berempat (manusia #1, #2, #5 dan #8) mendapat nilai yang bagus dan LULUS. Istirahat sebentar, jam 10 kami langsung ke Alaska untuk final test Pronounce 1. Testnya cukup sederhana: membaca satu paragraf yang sudah disediakan dengan baik dan benar (versi ajaran Mr.Fahmi tentunya). Selesai sudah semua ujian. Waktunya kami bergegas untuk packing meniggalkan Pare.

Depan Office

Makan siang terakhir, minjem sajadah terakhir untuk sholat dzuhur dan ashar yang di jama’ di kamar, mandi terakhir, dan pamitan sama orang-orang asrama. Kami bergegas ke Office untuk berkumpul. Jam setengah dua kami kumpul semua. Masalahnya adalah kami belum pasti pulang (baca: ke rumah manusia #4) menggunakan apa. Setelah menunggu mobil sewaan dari salah satu tutor, dan ternyata penuh semua, manusia #1 dan #2 menerjang hujan untuk nyarter angkot. Angkot yang harus bertuliskan huruf ‘P’, saran manusia #4.

Setelah nego-nego yang cukup lama, deal 130k sampai di depan rumah manusia #4 di Desa Sumber Duren. Tapi sebelumnya kami harus ikut angkot ini mengantar penumpangnya sampai di perempatan Pare. OK, akhirnya kami berdua ikut naik. Dalam perjalanan, entah apa yang ada di pikran Pa Supir, dia menerima orderan (atau carteran) baru ke Terminal Pare. Banyak orangnya? 15 orang. Wow., kami berdua yang mendengar itu hanya diem dan heran. Angkotnya seperti angkot normal, hanya formasi tempat duduknya yang berbeda. Bukan sejajar berhadapan, tapi beruas tiga: depan (supir dan kursi sampingnya), tengah (kursi cukup dua orang dan jalan untuk ke belakang) dan bagian belakang (cukup tiga orang). Semua penumpang diturunkan di perempatan Pare, angkot memutar haluan kembali ke tempat akang-akang yang nyarter ke terminal.

Bisa bayangin? 18 orang (termasuk kami berdua dan supir) naik satu angkot yang (mungkin) kapasitasnya hanya 7 (secara ideal termasuk supir)? Ditambah pula 15 orang yang naik adalah abang-abang tukang bangunan yang badannya gedhe-gedhe. Mo*her of God… dan itu muat juga akhirnya: 15 orang di belakang (entah gimana caranya), dan kami berdua bersama supir di depan. Pikiran saya udah hawanya jatuh ngeguling aja nih angkot. Amazing…. sampai di terminal, angkot kecil ini memuntahkan 15 penumpang yang dibelakang. Mungkin akan keliatan unik dan lucu, angkot sekecil itu menurunkan orang-orang berbadan besar satu persatu sebanyak 15 kali. Terminal yang tadinya sepi, sekarang terlihat rame banget. Keliatan bedanya. ckckckck…. Incredible., Alhamdulillah., selamat juga nganterin 15 orang berbadan gedhe-gedhe ini…

Akhirnya, angkot sampai juga di office, sung kami masukkan barang-barang kami dan mengaturnya agar muat. Karna kami hanya berenam, pasti muat (mengingat menit sebelumnya angkot yang sama ini ditunggangi 18 orang). Manusia #9 di depan di samping Pak Supir (bukan Pak Kusir loh ya). Manusia #1 dan #2 di tengah sambil menjaga barang bawaan. Sedangkan ladies (manusia #3, #6 dan #8) di belakang.

Kampoeng Inggris.., off we go… good bye…..

Alhamdulillah kami sampai juga di rumah manusia #4 setelah dua jam perjalanan… ^^

Keesokan harinya (Minggu 220112)

Kegiatan rutinan seperti biasa: bangun, sholat, ngantre mandi sambil nonton TV dan sarapan. Jam 10 lewat, kami dijemput oleh Ayah dan Ibu Linda serta Adeknya. Tanda petualangan kami bertujuh layaknya Running Man di kota Blitar dimulai. ^^

Ayah dan Ibu Linda duduk di depan, Linda dan Adeknya serta Ria Rahma di tengah. Sisanya: Fariz, Iin, Mbe, Adit berbagi tempat di kursi belakang. Tak banyak yang dapat diceritakan di jalan, karena kami hanya mengobrol dan bercanda. Yang pasti manusia #9 tertidur di sebagian besar perjalanan. Akhirnya kami juluki dia ‘si tukang tidur’. ^^V

Depan Galeri Bung Karno

Akhirnya tiga jam di mobil, mengantarkan kami sampai di Blitar. Suasana kotanya sangat terasa sekali oleh pendukung dan basecamp salah satu parpol. Potret Bapak Proklamator kita pun banyak terpampang. Yah.,karena kota ini terkenal dengan Makam Bung Karno-nya. Itulah tujuan kami.

Sampai di lokasi, kami masuk dan sholat dzuhur terlebih dahulu di masjid yang dekat makam. Selesai sholat, kami berziarah ke Makam Bung Karno (atau poto-poto saja). Sebut saja keadaannya tidak sesuai dengan ajaran yang kami pegang masing-masing. Ketika seseorang telah meninggal, hanya tiga amal yang masih bisa mengalir pahalanya kan?: ilmu yang bermanfaat, doa anak yang shaleh, dan amal jariyahnya. Jadi tugas kita hanya mendoakan yang wajar saja. Tidak meminta sesuatu padanya apalagi meninggikan (ekstrimnya berharap banget atau menyembah) orang yang telah meninggal tersebut. Bukankah kalau orang yang beriman itu akan selalu didoakan oleh semua Muslimin di dunia. Tak tanggung-tanggung, lima kali sehari malah.,bahkan lebih. *lebih banyak dari pada makan atau minum obat. Ya, doa itu di dalam sholat kita, pasti kita membacanya dalam tahiyat. Hayo..sadar nggak???

Makam Bung Karno

Puas dengan ziarah (atau poto-poto) di makam Bung Karno, kami ke museumnya: mengenang kembali jasa-jasa beliau dalam kemerdekaan Indonesia. Koleksi poto-poto Bung Karno ketika menjadi Presiden Perdana RI, pergerakannya, sampai keluarganya pun terpampang rapi. Ada juga bendera pertama Indonesia yang dijahit oleh Bu Fatmawati. Tersentuh sekali melihat sejarah bangsa kita. Dulu serasa bangsa kita mempunyai martabat yang lebih disegani di mata dunia.

Tapi ada satu tokoh yang lebih saya kagumi: Pasangannya Bung Karno, Bung Hatta. Entahlah kenapa, tapi saya lebih kagum dengan Bung Hata. Wapres nomor wahid di Indonesia ini punya karakter tersendiri: berada di belakang layar. Tak banyak cerita tentang Beliau, selalu berperan di belakang. Jarang terpublish gerakan dan perannya (setidaknya di buku-buku pelajaran sekolah). Wajahnya kalem dan damai, bersahabat, kuat, tegar dan ada unsur ketegasan disana. Saya suka. ^^

Galeri Bung KarnoBendera PertamaBung Hatta

Puas dengan keliling tempat wisata Makam Bung Karno, kami istirahat sambil minum es kelapa. Dan it’s shopping time. Belanja beberapa souvenir dan baju. Manusia #2 yang kali ini berbelanja banyak. Sedangkan manusia #1 dan #9 cepat kembali ke mobil karena tak ada niat belanja. Ternyata, Ayah dan Ibu serta Adeknya Linda malah lebih awal sampai di mobil. Sepertinya sudah jelas, mereka sering datang kemari, jadi tak berselera lagi untuk belanja. Setelah menunggu nyaris satu jam, akhirnya semua menyudahi hunting-nya. Berkumpul lagi di mobil. Setelah semua lengkap, sung kami pulang. Sebelumnya kami mampir dulu untuk makan, atau bisa dibilang sembari nunggu hujan reda juga dan untuk sholat ashar.

Kenyang perut kami semua, sung kami lanjut perjalanan untuk pulang. Tentu dengan formasi yang sama. Di perjalanan, kami melewati jalur lahar dingin Gunung Kelud. Dan tentu, tak ada lahar dinginnya karena Gunung Keludnya baik-baik saja. Akhirnya kami sampai juga di rumah manusia #4 sekitar jam 7 malam yang sebelumnya mampir di SPBU untuk sholat maghrib.

Sampai di rumah, sambil istirahat, timbul masalah: registrasi. Yah, kami #galau registrasi, karena selain rumahnya jauh dari internet (warnet jauh, sinyal lemah dan tak ada tukang pulsa yang dekat pula), kami baru memikirkan mata kuliah yang akan kami ambil hari itu. *Kayaknya tidak buat manusia #6 yang sudah memikirkannya jauh-jauh hari.

Malam pun menjelang, kami tidur. Di depan TV yang disulap menjadi kamar tidur: manusia #1, #2 dan #9. Saya di tengah karena kurang gesit dalam nge-tag tempat tidur. Pathetic. Ternyata malam hari justru hawanya dingin sekali ditemani dengan teman kecil yang berisik dan penggangu: nyamuk. Saya harus sering terbangun untuk membetulkan jaket agar cukup menghangatkan badan dan mengusir nyamuk-nyamuk betina yang haus darah ini. Sedangkan para ladies di kamar depan. Dan tuan tumah berbagi kamar dengan Budhenya di kamar tengah.

Hari perpisahan (Senin 240112)

Hari ini terasa berbeda, yah.,karena dua pesan di Aizel-00 (nama HP saya) sudah bertengger di kotak masuk. Isinya tentang registrasi semua. Bangun seperti biasa, sholat shubuh, dan lanjut lagi ngurus registrasi. Setelah agak hangat sedikit, kami bergegas mandi. Karena kami harus berangkat jam 8 pagi mengejar travel agar tidak telat. Packing semalam sudah membuat kami bisa cepat bergegas. Tak ada lagi acara males-malesan mandi seperti biasa karena kami harus bergegas.

Setelah semua siap, dan Ayahnya Linda datang dengan mobilnya, kami memastikan kembali tak ada barang yang tertinggal. Sung kami atur formasi agar satu mobil muat untuk enam orang ditambah barang bawaan kami. Akhirnya dengan berbesar hati, ladies duduk di belakang: manusia #3, #4, #6 dan #8. Kami bertiga (manusia #1, #2, dan #9) duduk di tengah, sedangkan kursi depan diisi barang bawaan. Bismillah..,kami berangkat (atau lebih tepatnya pulang). Mampir dulu di rumah Linda yang satunya, untuk pamitan dengan Ibunya Linda. Kami lanjut ke tujuan kami: Tempat Travel.

Galeri Bung Karno

Tujuan kami nyaris berbeda-beda semua. Manusia #1 ke Jogja dan manusia #9 ke Semarang. Sedangkan manusia #6 dan #8 satu mobil ke Surabaya. Lain lagi dengan manusia #2 dan #3 yang satu bus tujuan Lampung, namun manusia #2 turun di Bogor. *entahlah turun dimana dia.,hehe. Itulah akhir petualangan kami bersama selama dua pekan di tanah orang. Sekitar jam 9 pagi, mobil tujuan Surabaya datang, dan membawa manusia #6 dan #8. Jam 11.30 giliran mobil tujuan Jogja datang untuk mengangkut manusia #1 berbarengan dengan berangkatnya manusia #2, #3, dan #4 ke tempat bus. Sedangkan manusia #9 masih setia menunggu mobil tujuan Semarangnya.

Dan lagi, saya tak pandai dalam perpisahan. Entahlah, itu sifat alamai saya mungkin. Terlalu kaku dan tak pandai berkata. Kami berpencar, berpetualang dengan tujuan kami masing-masing. Layaknya membawa misi penyebaran Islam zaman Rasulullah, kami dipencar ke-empat penjuru: Barat (manusia #2 dan #3), Timur (manusia #6 dan #8), Utara (manusia #9) dan Selatan (manusia #1). Hahaha *sedikit lebay takapalah ya.. ^^V

Membawa kenangan dan cerita kami masing-masing, mengendapkan rasa senang liburan kali ini, dan ditemani perasaan #galau akan semeseter 6 yang menanti. Semoga kita bertemu kembali di petualangan bersama yang lebih seru lagi…. Semoga…

Terima kasih banyak buat ke-enam manusia super yang keren-keren ini. Terima kasih banyak juga untuk Ayah, Ibu dan Adeknya Linda untuk ajakannya berlibur di Blitar dan menginap (lagi) di rumah yang nyamannya. ^^ Maaf kalau kami banyak merepotkan.. *bow

“Maka apabila engkau telah selesai satu urusan, tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap” Al-Insyirah (94:7-8)

 
Copyright (c) 2010 Bermula dari Awal and Powered by Blogger.