Sunday, March 31, 2013

Ayat ke-enam

decision_arrows_1

Lagi-lagi balik ke pepatah lama:

“Hidup itu pilihan”

Kayanya emang nggak cukup satu atau dua hal untuk menguraikan makna dari pepatah lama tersebut. Mungkin kali ini saya coba membagi tentang kenapa dalam hidup kita itu merupakan pilihan.

Bagi seorang Muslim, berapa banyak kita membaca surat Al-Fatihah dalam sehari? Minimal 17 kali dalam sehari. Dan kalau kita coba pahami terjemahan Bahasa Indonesia dari Surat pertama ini, kita akan mengerti kenapa hidup itu pilihan. Dalam ayat 6 Surat Al-Fatihah: Ihdinasshiroothol mustaqiim :Tunjukilah kami ke jalan yang lurus.

TUNJUKILAH.

Kalau kita coba sedikit bermain kata dan logika untuk memahami (walaupun agama bukan didekati hanya dengan logika aja). Kalau kita tersesat atau nggak tahu jalan, ya.,selain kita liat Google Maps dan pake GPS, cara tradisional yang dipakai adalah tanya ke orang.

“Mas, kalo jalan ini tuh ke arah mana ya?” atau “Tunjukkin arah pulang dong?” dan permohonan-permohonan lain.

Ketika kita nanyain sama orang yang tepat (tahu daerah atau jalan tersebut) dan ternyata orang tersebut nggak pelit informasi dan nggak punya niatan buruk ke kita, pasti dia bakal ngasih arahan dan petunjuk atau arahnya ke kita. Dan setelahnya, tentu saja, kita bebas memilih jalan mana yang akan kita tempuh. Ikut petunjuk dari orang tersebut, atau malah bakal nanya sama orang kedua? Atau justru malah puter balik nggak jadi kesana gara-gara kejauhan. Itu semua kita yang milih. Tapi pastinya, semakin kita meminta petunjuk kepada orang yang tepat, semakin kita berada di jalan yang benar buat nyampe ke tujuan kita.

Itulah kenapa, dalam setiap kita sholat, doa kita adalah meminta petunjuk pada Allah. Meminta petunjuk ke jalan yang lurus. Jalan yang Allah ridhoi. Karena ibarat orang, Allah adalah orang yang paling tepat untuk kita mintain petunjuk dan arah dalam mencapai tujuan perjalanan kita, nggak ada yang lebih tahu,lebih ngerti dan lebih paham dari-Nya. Tiap kali kita nyasar, kita minta petunjuk. Dan Allah pasti akan ngasih jawaban dan arah yang tepat. Tinggal kita mau nggak ngikutin arahan itu, bisa nggak nerjemahin arahan yang diberi Allah, bisa bertahan nggak sama arahan pilihan jalan itu. Karena bisa jadi ternyata jalan yang Allah berikan itu adalah bukit terjal yang harus kita panjat, atau jurang dalam yang harus kita lewati. Atau justru kita malah milih belokan lain yang terlihat lebih mulus tapi justru itu membawa jauuuuh sekali untuk sampe ke tujuan.

Dan kalau kita mau berfikir lagi lebih jauh, kita bakal dapet sifat Allah yg Maha Adil. Ya, setiap tindakan kita (milih jalan yang Allah berikan atau nggak) merupakan pilihan dan decision yang kita ambil. Allah hanya memberi jalan dan membimbingnya. Kalau milih di jalanNya, ya pasti Allah lebih bersama kita. Kalau nggak, Allah jauh dari kita. Dan semua orang punya pilihan masing-masing untuk mau bersama Allah dengan segala bimbingan dan kenikmatanNya, atau justru mau jauh dari Allah. Dan hanya Allah yang Maha Tahu akan isi pikiran dan hati seseorang dalam tiap making decision.

Allah Maha Adil, karena tentu aja, setiap orang yang bahkan Allah beri tahu jalan yang lurus pun ketika dia bertanya belum tentu dia akan mengambil jalan tersebut atau nggak. Dan buat orang-orang yang nggak tahu bahwa ada Allah yang paling tahu dan mengerti bener tentang arah ke jalan yang bener, yang semua petunjuknya bakal nganterin ke tujuan mereka. Mereka bisa berusaha untuk bisa meminta petunjuk dari Allah, berusaha untuk menemuinya, mencari ‘keberadaannya’, bukan hanya menikmati perjalan yang menurut mereka adalah jalan yang bener lagi lurus.

Dan tetep, pada akhirnya kita harus memilih untuk mau berusaha mencari-Nya dan meminta petunjuk jalan pada-Nya, atau kita mau menjelajah entah kemana yang kita pun nggak tahu jalan yang kita tempuh bakal berujung dimana.

Jangan lupakan setan dalam making decision yang kita pikirkan. Karena setan pun hanya membisikkan sesuatu ke hati kita, nggak mendorong kita ke jalan yang salah secara langsung dan literal, atau nggak ngehalangin jalan yang Allah kasih secara langsung di depan mata kita. Hanya mengacaukan pikiran, membisikkan pilihan yang lain biar mempengaruhin pilihan kita.

Itu sebabnya, ketika di pengadilan kelak, setan bakal ngebela diri:

“Saya cuman ngebisikkin doang kok, kan situ yang ngelakuin. Sapa suruh mau ngikutin, orang jelas-jelas Jalan yang lurus yang Allah kasih..”

Hidup itu pilihan. Pilihan untuk tetep on track di jalan yang bener mengikuti petunjuk Allah walopun jalannya kadang mendaki dan terjal. Atau milih ngelakuin bisikan-bisikan setan biar ngambil jalan yang salah yang keliatannya lancar nggak ada hambatan tapi nggak nyampe tujuan kita.

#SelamatMemilih

** Saya rangkum kembali dari khutbah yang saya dapat di Masjid Ummu Sakinah, Jakarta ketika Ramadhan

 
Copyright (c) 2010 Bermula dari Awal and Powered by Blogger.