Sunday, November 13, 2011

Bolos (lagi)

"De, lu ga pulang?"
"Ga mas kayanya, masih ada TP. Senen dikumpul"
"Yaelah.,tugas ini, selesein aja ntar malem, abis sholat 'id pulang. hahaha"

Dan akhirnya, memang setelah sholat 'Id saya pulang. Terbujuk kata-kata Kaka. hadeh-hadeh.., tak apa lah. Buat pengalaman juga tuk sekali-kali mudik pas lebaran. Pas lebaran loh ya.,walopun Lebaran Haji. hehe

Alasan pulang yang utama itu tentu kangen sama Ibu di rumah.  Karena semenjak Mbah saya wafat, Ibu nggak ada yang nemenin di rumah. *Semoga amal ibadah beliau dapat diterima di sisiMu ya Rabb ya Ghoffar..amiin ya Allah.. Ayah pulang beberapa bulan sekali, dan di rumah terkadang hanya satu atau dua pekan saja. Mas Ico (Kakak) dan saya, dua-duanya kuliah. Tentu pulang tiap liburan dan waktu-waktu tak menentu lain. Galih (Adek) udah mulai ngekost di Brebes, pulang hanya sepekan sekali pas weekend. Jadilah Ibu sekarang di rumah sendirian. Tapi sekarang ada yang nemenin sih, sepupu saya juga, seumuran sama Adek. Alhamdulillah.. Dan alasan berikutnya karena sepupu saya menikah. #ea

Saya nggak akan ngomongin tentang nikah sebetulnya. hahaha. Karena dijamin, nanti saya bakal galau. Loh?? Satu hal atau mungkin dua hal yang dapat saya ambil dari pernikahan sepupu saya kemarin, tepat di tanggal 10 Dzulhijah. Pertama: Saya nggak ngerti kudu ngapain aja di acara pernikahan keluarga, status saya pun kurang jelas, entah itu sebagai peserta (baca:undangan) atau malah panitia(baca:yang riweuh di belakang). Walhasil, saya hanya duduk nemenin Mbah Putri satu-satunya yang masih ada. -,-.

Kedua: perasaan salut tuk seorang Ibu yang tetap konsisten atau bahasa kerennya Istiqomah dalam menutup auratnya. Secara teori beliau adalah keluarga saya juga, tapi entahlah saya tak bisa merunut sampai mana kami bisa berhubungan dalam satu keluarga besar. Hehe. Salut memang karena beliau menggunakan kerudung panjang (sampai ke dada dan deket dengan sikut). Kontras sekali dengan Ibu-Ibu yang saya lihat sebagi undangan. Bertata krama alus pula. Subhanallah, salut karena beliau mengerti hukumnya dan menerapkannya sampai di tahap pasca-menikah. *Applause. Semoga istri saya kelak tetap konsisten layaknya beliau. hahaha lohlohloh?? #Ngarep.

Setelah nyaris dua bulan di Bandung setelah Idul Fitri, ternyata memang banyak berita dan cerita yang terlewatkan. Tentu saja cerita dari Ibu tersayang, cerita tentang hari Mbah wafat, cerita tentang pernikahan sepupu, cerita tentang Ayah, Kaka, Adek, Keluarga, dll. Serasa ter-upgrading dalam sehari. Apalagi ketika obrolan yang rada serius itu. Saya cerita tentang target saya dalam kuliah, satu tahun lagi, InsyaAllah. Karna memang hanya itu yang bisa saya ceritakan tuk memenuhi amanah yang udah beliau berikan.

"Ya syukur kalo bentar lagi lulus, biar bisa bantuin nge-kuliahin Si Galih"

Saya cerita  tentang aktivitas saya di kampus: BEM, Lab, temen-temen TT3305, dll. Padahal saya malu, saya belum bisa mengajak Adek sendiri tuk aktif di kegiatan ekstra. Bodoh. Bahkan ketika saya cerita ingin masuk Lab, beliau hanya bisa mendoakan saja. Tak lebih. karena kontribusi beliau sudah jelas dan kongkrit, mendoakan adalah langkah teknis dalam mendorong anaknya dalam meraih sesuatu yang dianggapnya baik dan yang tidak beliau ketahui arti dan maksudnya.


Pelajaran berharga tuk men-charge kembali hati yang kering dan lemah karena tekanan-tekanan dari berbagai hal di kampus. Dengan makan masakan rumah (dalam hal ini Osengan daging sapi. hehe) dan waktu yang sangat berharga, saya bisa menggambar lagi dan mengasilkan karya lain pula (sesuatu yang susah dilakukan di Bandung, karena saya butuh mood yang bagus dalam menggambar) Alhamdulillahi Robbil 'Alamin.. bersyukur sekali Allah masih memberikan nikmat itu semua.


#Karena memang Ibu adalah sumber inspirasiku. Bahkan lebih.

0 comments:

 
Copyright (c) 2010 Bermula dari Awal and Powered by Blogger.