Tuesday, September 20, 2011

Ideal VS Realis

Ada kesan tersendiri ketika sore ini saya dengan teman-teman kelas TT3305 registrasi praktikum semester ini. Sudah menjadi rahasia umum kalau proses registrasinya memakan waktu, tenaga dan pikiran lebih. Bahkan hanya sekedar masuk webnya.


Ada satu dosen yang asyik dan mungkin menjadi dosen favourite kelas kami: Pa SAO panggilan kami ke beliau. Muda, akrab, humoris, dan asyik untuk jadi sekedar teman curhat. (bahkan bukan hanya sekedar saja, bisa lebih malah).


Kebetulan ruangan beliau memang exclusive karena satu ruangan hanya beliau saja yang nempatin. "Ada enak sama nggak nya lah.." Jawab beliau pas kami iseng-iseng tanya enaknya punya ruangan serasa milik sendiri. Kami registrasi praktikum di ruangan Pa SAO. Itung-itung nemenin beliau biar nggak sendirian di ruangannya. hehe #Alibi. Berfasilitaskan lengkap: AC, projector, Mac PC dan kursi serta meja untuk diskusi dan santai. Registrasi dah kami. Mayoritas kambuh penyakit lamanya: #Galau. hahaha


Sembari menunggu temen-temen yang lain registrasi praktikum, kami bergerombol ngobrol-ngobrol santai dengan beliau. Kocak memang. Curhat pun ada. Serius sesekali. Petuah (kami menyebutnya wejangan) pun tergali banyak dari beliau. Dari hal yang sepele sampai yang bertopik berat pun terforumkan. Hal yang pribadi sampai mbahas gosip kelas dan blak-blakan pun terlontar pula. haha


"Waktu saya ngerjain Thesis, topiknya kan "....." (saya lupa, abisnya baru denger euy), pikiran saya tuh kayanya bakal wah, kan soalnya belum banyak yang make, trus juga teknologinya bagus banget. Biasalah mikir ideal. Tapi thesisnya ngaret sampe satu semester. Trus ya udahlah saya mikirnya realis aja, yang penting lulus. hehehe" cerita Pa SAO.


"Jangan terlalu ideal banget lah jadi orang, coba liat juga aspek realistisnya.."
#Petuah Pa SAO


Selamat berbuka puasa syawal #4

Monday, September 19, 2011

Seharusnya....

Nyaris dua minggu sudah sejak akhir libur lebaran kemarin saya di Bandung. Notabenenya pasti untuk menuhin amanah. Amanah dari orang tua: Kuliah dan amanah organisasi: Pengmasy. Senang itu pasti. siapa sih yang nggak seneng ketemu sama temen yang satu pikiran, satu frekuensi dan satu hati: nyambung tuk bebas ngeluarin unek-uneknya dengan tawa dan canda?

Sholat Jum'at pertama saya setelah libur lebaran dapat sesuatu yang menggugah sekali. Tema khotbahnya (cukup) sederhana: Silaturahim. Tapi ternyata ketika dikaji lebih dalam lagi: kompleks. Dimulai dari keluarga, sampai orang lama yang jarang kita temui: itu silaturahim. Akhirnya saya merasa: saya belum cukup (dan sepertinya masih jauh) dari kata menjaga silaturahim dengan baik. Menyedihkan.

lalo Jet-lag itu kondisi tubuh yang belum bisa beradaptasi dengan baik setelah melakukan perjalanan (biasanya pesawat), mungkin saya juga merasakan hal yang sama. Belum dapat feel kuliah lagi dengan baik. Apalagi dengan kuliah yang sepekan full dimulai dari shift 1 (jam 06.30 a.m). Perbedaan makin terasa.


Sisa amanah (hampir) 4 bulan pun semakin menegaskan kalau pikiran saya sepertinya masih tertinggal di Brebes. Parah. Setidaknya untuk satu minggu pertama. Selebihnya: saya sadar, saya sudah tahun ketiga kuliah di IT Telkom. Bukan suatu hal yang baru lagi kalau deathline dan tekanan bagi seorang mahasiswa tahun ketiga. Seharusnya. Dan pasti sudah menjadi kebiasaan dan punya solusi tersendiri untuk mengatasinya. Seharusnya (lagi). Kegiatan dan pola pikirnya pun sudah mulai mengarah ke satu bidang: Telekomunikasi. (Dan lagi) seharusnya. Softskill yang digembar-gembor dosen dan kampus serta buku-buku pun mulai terbentuk rapi di kehidupan sehari-hari: saat organisasi, kuliah, dsb. Seharusnya (lagi).


Karna seharusnya semua itu bukan hanya dipikirkan dan sampai hati saja.
Aksi yang diperlukan.
Karna kelak, hati dan pikiran (mungkin) tidak akan sejalan dengan aksi.
Aksi yang diminta oleh keadaan sekitar.


Hari ketiga puasa syawal....

Saturday, September 03, 2011

Merangkum Ramadhan 1432 H, Spectacular

Saya akui, memang Ramadhan kali ini terasa (sangat) berbeda. Memang tiap Ramadhan itu harus berbeda: kualitas ibadahnya harus meningkat tentu perbedaannya.

Perbedaan itu membuat Ramadhan tahun ini unik. Semua perasaan terasa semua:senang, sedih, marah, kecewa, sakit, malas, rajin, putus asa, semangat, sabar, futur, dll.

Mulai dari penyambutan datangnya Ramadhan dengan tradisi pawai obor warga RW 13 Sukabirus. Dan entah kenapa awal Ramadhan yang atmosfernya baru terasa lama setelah bulan itu datang. Sedih, dan berdosa sekali. Buah bebal yang makin besar.

Gladi yang mayoritas mencari kesibukan sendiri tuk membunuh waktu. Pathetic. Amanah baru yang terkadang mendesak hati tuk suudzon. Astaghfirullah...

Malam Ramadhan yang seharusnya diisi dengan beribadah, malah nonton film Harry Potter  7 Last Part dan Transformer 3 The Dark Side Of The Moon 3D. Wow… seru, tapi pulang malam di Bandung agak ngeri. Karena memang sedang cukup nyaring tentang geng motor. Hmmm.. anak muda.

Sampai Dialga (nama motor saya) yang harus bolak-balik keluar bengkel tuk perawatan (atau mungkin perbaikan). Sedih,marah dan kesal.

Targetan Ramadhan yang semakin hari semakin memanggil meminta tuk dikerjakan dan dicapai. Stres dan penuh tekanan. Dan kondisi badan yang mulai sampai di titik puncak akan jatuh sakit.

Tapi, tetap saja jiwa petualang itu tetap ada. Pengalaman baru dan pengetahuan berharga tentang arti perjuangan dan semangat menyambut. Senang, terharu dan ngilu. Semangat ter-charge kembali. Yah, merasakan indahnya Ramadhan di tanah orang yang belum pernah sama sekali saya kesana. Ditambah pengalaman tujuh belasan yang ceria dan menambah mozaik hidup lebih lengkap dengan warna pengalaman dan perasaan baru.

Namun tetap saja rasa sakit datang kembali: Jatuh dua kali dari motor (mungkin) membuat saya tahu apa arti sakit dan perjuangannya menahan sakit. Hehe. Putus asa, nyaris. Jatuhnya itu (mungkin) tak masalah besar. Dengan menyisakan luka kecil tapi perih dan menyiksa sangat. Tapi melanjutkan sisa perjalanan dan keesokan harinya itulah yang menjadi masalah (cukup) serius. Tidak sholat tarawih di masjid selama (nyaris) seminngu berturut-turut. Sholat pun harus dengan posisi yang tidak semestinya dilakukan orang normal:duduk. Air yang sebelumnya teman, kini jadi lawan yang harus dihindari. Gerak tubuh terbatasi karna luka itu di bagian yang (cukup) vital:kaki bagian lutut dan tangan (pangkal jari). Butuh waktu seminggu tuk memulihkannya. Bahkan lebih tuk kesembuhan total.

Kemudian lebaran yang terasa sepi (Lebaran hari Selasa memang sepi rasanya). Perasaan aneh mengingat amalan saya banyak yang turun dan mungkin sedikit di bulan Ramadhan tahun ini. Astaghfirullah...

Satu hal lagi:puasaku tahun ini tidak genap 29 hari. Bolong satu hari akibat kecelakaan yang (agak) konyol tapi sakit dan menyiksa. Targetan Ramadhan yang meleset dan tidak tepat di tengah-tengah sasaran. Nyaris. Sedikit lagi. Justru membuat hati semakin sakit dan terpuruk. Parah. Astaghfirullah...

Walau banyak penawar rasa-rasa negatif dengan berbagai cara dan obat yang Allah berikan: acara buka bareng dengan teman-teman SMP, Safira (nama kelinci punya Kaka yang sengaja dibawa dari Jogja), keluarga yang berkumpul semua, acara lebaran (hari Rabu) yang menyenangkan dan sakral, sampai lelucon-lelucon dan cerita-cerita aneh dan lucu serta petuah-petuah yang terangkum seru dan apik tuk diingat. Dan saudara (keponakan) baru lahir. Tepat di waktu lebaran malam (Waktu lebaran yang mengikuti ketetapan pemerintah). Yah, kelak bayi lelaku itu akan memanggilku dengan sapaan “Pakde”. Argh.., panggilan yang sangat menegaskan kalau aku bukan remaja lagi. Melainkan sudah dewasa. Alhamdulillah., warna ini yang membuat Ramadhan ini begitu berbeda.


Karna tak begitu lama menikmati kenikmatan suasana Iedul Fitri, Ayah harus kembali berangkat kerja ke Kalimantan. Berangkat tanggal 1 September tuk mengejar pesawat. Dengan kondisi kesehatan yang tidak sepenuhnya sehat:masih batuk. *Ya Allah jagalah Ayah hamba,peliharalah Beliau agar tetap sehat dan tetap fit dalam menunaikan ibadahnya (ibadah kepada-Mu dan ibadah mencari nafkah) amiin y Rabb....

Ramadhanku begitu asyik dan penuh warna
Bukan warna terang dan indah saja
Warna gelap dan buruk pun ikut serta
Karna aku terlalu naif tuk mendapatkan satu warna saja. Tentu
Semoga cerita Ramadhan tahun ini menjadi bekal yang berarti tuk 11 bulan berikutnya.

Taqobalallahu Minna Waminkum
Selamat Idul Fitri 1432 H
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir Batin

Maaf ku tuk semua curhatan dan cerita abu-abu
Dan Maaf tuk semua prasangka, pikiran, perkataan dan tindakan yang (sangat) keliru dan berlebihan

Semoga kita dipertemukan kembali di Ramadhan tahun depan

Amiin 
 
Copyright (c) 2010 Bermula dari Awal and Powered by Blogger.