Saturday, September 03, 2011

Merangkum Ramadhan 1432 H, Spectacular

Saya akui, memang Ramadhan kali ini terasa (sangat) berbeda. Memang tiap Ramadhan itu harus berbeda: kualitas ibadahnya harus meningkat tentu perbedaannya.

Perbedaan itu membuat Ramadhan tahun ini unik. Semua perasaan terasa semua:senang, sedih, marah, kecewa, sakit, malas, rajin, putus asa, semangat, sabar, futur, dll.

Mulai dari penyambutan datangnya Ramadhan dengan tradisi pawai obor warga RW 13 Sukabirus. Dan entah kenapa awal Ramadhan yang atmosfernya baru terasa lama setelah bulan itu datang. Sedih, dan berdosa sekali. Buah bebal yang makin besar.

Gladi yang mayoritas mencari kesibukan sendiri tuk membunuh waktu. Pathetic. Amanah baru yang terkadang mendesak hati tuk suudzon. Astaghfirullah...

Malam Ramadhan yang seharusnya diisi dengan beribadah, malah nonton film Harry Potter  7 Last Part dan Transformer 3 The Dark Side Of The Moon 3D. Wow… seru, tapi pulang malam di Bandung agak ngeri. Karena memang sedang cukup nyaring tentang geng motor. Hmmm.. anak muda.

Sampai Dialga (nama motor saya) yang harus bolak-balik keluar bengkel tuk perawatan (atau mungkin perbaikan). Sedih,marah dan kesal.

Targetan Ramadhan yang semakin hari semakin memanggil meminta tuk dikerjakan dan dicapai. Stres dan penuh tekanan. Dan kondisi badan yang mulai sampai di titik puncak akan jatuh sakit.

Tapi, tetap saja jiwa petualang itu tetap ada. Pengalaman baru dan pengetahuan berharga tentang arti perjuangan dan semangat menyambut. Senang, terharu dan ngilu. Semangat ter-charge kembali. Yah, merasakan indahnya Ramadhan di tanah orang yang belum pernah sama sekali saya kesana. Ditambah pengalaman tujuh belasan yang ceria dan menambah mozaik hidup lebih lengkap dengan warna pengalaman dan perasaan baru.

Namun tetap saja rasa sakit datang kembali: Jatuh dua kali dari motor (mungkin) membuat saya tahu apa arti sakit dan perjuangannya menahan sakit. Hehe. Putus asa, nyaris. Jatuhnya itu (mungkin) tak masalah besar. Dengan menyisakan luka kecil tapi perih dan menyiksa sangat. Tapi melanjutkan sisa perjalanan dan keesokan harinya itulah yang menjadi masalah (cukup) serius. Tidak sholat tarawih di masjid selama (nyaris) seminngu berturut-turut. Sholat pun harus dengan posisi yang tidak semestinya dilakukan orang normal:duduk. Air yang sebelumnya teman, kini jadi lawan yang harus dihindari. Gerak tubuh terbatasi karna luka itu di bagian yang (cukup) vital:kaki bagian lutut dan tangan (pangkal jari). Butuh waktu seminggu tuk memulihkannya. Bahkan lebih tuk kesembuhan total.

Kemudian lebaran yang terasa sepi (Lebaran hari Selasa memang sepi rasanya). Perasaan aneh mengingat amalan saya banyak yang turun dan mungkin sedikit di bulan Ramadhan tahun ini. Astaghfirullah...

Satu hal lagi:puasaku tahun ini tidak genap 29 hari. Bolong satu hari akibat kecelakaan yang (agak) konyol tapi sakit dan menyiksa. Targetan Ramadhan yang meleset dan tidak tepat di tengah-tengah sasaran. Nyaris. Sedikit lagi. Justru membuat hati semakin sakit dan terpuruk. Parah. Astaghfirullah...

Walau banyak penawar rasa-rasa negatif dengan berbagai cara dan obat yang Allah berikan: acara buka bareng dengan teman-teman SMP, Safira (nama kelinci punya Kaka yang sengaja dibawa dari Jogja), keluarga yang berkumpul semua, acara lebaran (hari Rabu) yang menyenangkan dan sakral, sampai lelucon-lelucon dan cerita-cerita aneh dan lucu serta petuah-petuah yang terangkum seru dan apik tuk diingat. Dan saudara (keponakan) baru lahir. Tepat di waktu lebaran malam (Waktu lebaran yang mengikuti ketetapan pemerintah). Yah, kelak bayi lelaku itu akan memanggilku dengan sapaan “Pakde”. Argh.., panggilan yang sangat menegaskan kalau aku bukan remaja lagi. Melainkan sudah dewasa. Alhamdulillah., warna ini yang membuat Ramadhan ini begitu berbeda.


Karna tak begitu lama menikmati kenikmatan suasana Iedul Fitri, Ayah harus kembali berangkat kerja ke Kalimantan. Berangkat tanggal 1 September tuk mengejar pesawat. Dengan kondisi kesehatan yang tidak sepenuhnya sehat:masih batuk. *Ya Allah jagalah Ayah hamba,peliharalah Beliau agar tetap sehat dan tetap fit dalam menunaikan ibadahnya (ibadah kepada-Mu dan ibadah mencari nafkah) amiin y Rabb....

Ramadhanku begitu asyik dan penuh warna
Bukan warna terang dan indah saja
Warna gelap dan buruk pun ikut serta
Karna aku terlalu naif tuk mendapatkan satu warna saja. Tentu
Semoga cerita Ramadhan tahun ini menjadi bekal yang berarti tuk 11 bulan berikutnya.

Taqobalallahu Minna Waminkum
Selamat Idul Fitri 1432 H
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir Batin

Maaf ku tuk semua curhatan dan cerita abu-abu
Dan Maaf tuk semua prasangka, pikiran, perkataan dan tindakan yang (sangat) keliru dan berlebihan

Semoga kita dipertemukan kembali di Ramadhan tahun depan

Amiin 

0 comments:

 
Copyright (c) 2010 Bermula dari Awal and Powered by Blogger.