Tuesday, July 10, 2012

Phytagoras dan Angka

pythagorasBagi seorang matematikawan atau science maniak, atau semua orang (setidaknya dulu pernah belajar matematika) pasti nggak bakal lupa sama hukum phytagoras.

c2=a2+b2

Bahasa matematiknya. Sedangkan versi asli dari hukum phytagoras (versi bukan bahasa matematik)

“Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenus.”

(hipotenus adalah sisi yang berhadapan dengan sudut siku-siku).

Tenang.,saya nggak bakal bahas matematik disini, tanya aja sama orang yang lebih mengerti. Hehehe

Saat Phytagoras mendeklarasi hukumnya itu, tentu saja belum ada yang me-wara (peduli/mengindahkan). Baru beberapa tahun setelah itu, ada seseorang yang menerapkan perkataan phytagoras tersebut dan jadilah sebagai hukum Phytagoras yang kita kenal sekarang.

Menurut buku yang pernah saya baca, sebelum phytagoras menelorkan hukumnya tersebut, beliau pernah juga mengatakan sesuatu. Yah sebut saja hukum pra-hukum phytagoras. Yang nasibnya sama dengan hukum-hukum lain:masih terabaikan. Memang perkataan beliau ini tidak terlalu tersohor dan well known oleh kita. Tapi perkataannya betul-betul terjadi dan hukum itu yang menjadi dasar (dasar sekali) bagi para scientist dalam mengembangkan semua teknologi untuk kenyamanan dan kemudahan hidup kita.

“Dunia ini lebih mudah dimengerti dengan angka”

Itulah hukum pra-hukum Phytagoras. Simple, tapi maknanya mengakar jauh sampai ke dalam. Tarohlah perkembangan beberapa teknologi analog yang berkembang di dunia. Kemajuannya mungkin tak sebesar dengan perkembangan teknologi digital sekarang ini. Ingat bahwa digital hanya mengerti angka ‘0’ dan ‘1’.

Teknologi analog sebagai dasar, tapi kemudian untuk lebih mudah dimengerti, kita mengubahnya ke digital.

Mesin, dari yang analog (baca:manual) pakai cetakan atau bantuan manusia, sekarang sudah dikerjakan oleh robot (menggunakan procesoor).

Televisi,sudah lama negra-negara maju meninggalkan TV analog dan beralih ke TV digital.

Apalagi komputer, dari jaman masih make tabung dan ukurannya satu rumah, sampai sekarang berukuran segenggam tangan. Evolusinya dari tabung, transistor, IC sampai processor yang itu semua menuju ke digital.

Dan teknologi yang sangat berpengaruh di dunia sekarang ini pun: internet menggunakan prinsip yang sama. Menggunakan IP. Semua benda dikenali lewat deretan angka.

Telekomunikasi, dari generasi pertama (1G) sampai sekarang generasi ke 3,75G dan LTE, trendnya mengikuti internet: IP based. Dan lagi, semua berdasarkan angka.

Atau kalo kejauhan dan terlalu muluk, nggak usah jauh-jauh deh. Nilai laporan kita terhadap orang tua tentang amanah kuliah pun menggunakan angka: IPK. Contoh lain yang lebih global lagi, nilai IQ orang. Itu semua menggunakan angka untuk menilai.

Bahkan di jaman 'buka-bukaan' dan global ini, yang berkuasa adalah angka (baca:uang). Nggak ada yang nggak bisa dibeli olehnya. Semua orang mbutuhin, makanya nggak heran kalo sifat orang bisa berubah drastis karenanya.

Anyway, sudah nonton film Detective Conan The Movie yang soal pembunuhan nama-nama yang punya arti angka dari 1 sampe 13 (baca: dari As sampai King)? Atau film 23? Sekedar ngasih tahu, kalo para director atau si pembuat ceritanya pun ternyata menerapkan hukum yang sama: membuat dunia ini menjadi angka. :)

Ternyata ada hal menarik dari matematika yang mungkin tidak kita sukai.

0 comments:

 
Copyright (c) 2010 Bermula dari Awal and Powered by Blogger.