Saturday, April 28, 2012

Tentang sebuah kedudukan...

Tak kurang dari dua hari lagi, genap sudah satu bulan saya mempunyai peran dan amanah lagi sebagai asisten praktikum.
Apa hasil nyata yang sudah ada?
Pertanyaan retorika seperti ini yang sering membunuh dan mematikan rasa 'semangat' dan rasa 'optimisme' jika salah diartikan.

Dan bahkan tak lebih dari lima hari, genap sudah saya mendapat amanah lagi lagi. Menduduki posisi puncak dalam struktur organisasi lab.
Visi dan ide apa yang kau punya untuk mengarahkan lab tahun ini?
Pertanyaan retorika yang sama yang bahkan membuat sebuah beban tersendiri, bahkan membuat suatu ruangan dimensi yang membutuhkan pikiran dan waktu lebih untuk memikirkannya.
Menyesal?
Justru itu bukan suatu hal yang harus disesalkan. Toh nanti ujungnya tak ada solusi konkrit yang dapat diberikan dari penyesalan itu. Atau malah justru meninmbulkan masalah baru yang makin serius.


Dari Abu Musa RA, katanya:
"Saya datang bersama dua orang kaum, saya datang kepada Nabi SAW.
Yang seorang mengatakan: "Angkatlah kami untuk jabatan pemerintahan ya Rasulullah!",
dan yang seorang lagi mengucapkan perkataan serupa itu pula.
Beliau menjawab:
"Sesungguhnya kami tidak mengangkat untuk itu orang yang memintanya
dan tidak pula orang yang sangat mengharapkannya"
(H.R Bukhari)

Setidaknya kalimat itulah (salah satu) yang menguatkan hati ini untuk tetap terus meluangkan ruang di hati ini, ruang dimensi di pikiran ini, dan waktu dalam 24 jam ini untuk Laboratorium keren ini. ^^ insyaAllah...

Tak bisa saya pungkiri, bahwa gejolak peperangan hati ini masih terjadi. Orang mana yang dengan rela dan ikhlas dapat langsung menerima kedudukan sebagai pemimpin jika ia tak ada persiapan dan kemauan untuk mendudukinya. Mengingat hampir satu semester yang lalu saya menjadi seorang 'pengangguran'. Pikiran saya tak terbiasa dan menumpul, aksi saya tak lagi 'cekatan' seperti dulu (kalau dulu bisa dibilang cekatan), ide dan visi saya memendek dan tak konvergen atau bahkan abstrak. Tak punya bekal dalam dunia lab pun menjadi penyulut perang batin ini. Ditambah lagi dengan latar belakang saya yang lebih ke arah sosial.
Masih mampukah menjadi seorang pemimpin??
Lagi-lagi bayangan background ini menjadi sebuah duri yang sakit dan menyiksa setiap saat di seluruh tubuh sebelum duri itu diambil (dikeluarkan) sempurna dari tubuh ini.

Bismillahi tawakkaltu walaa kuwwata illa billah... (doa mendapat amanah baru)
Semuanya sudah digariskan, sudah ditetapkan. Justru saya seharusnya bersyukur, bahwa saya satu-satunya orang 'beruntung' karena hanya sayalah orang yang mampu mengemban amanah ini. Makanya Allah percaya, bahwa hamba yang satu ini dapat menyelesaikan dan lolos dari ujian yang diberikannya (berupa amanah). Aamiin ya Rabb...

Lagi pula, menjadi seorang pemimpin banyak yang mendoakan, rutin, dan hampir di seluruh Indonesia (atau bahkan dunia). Tiap hari Senin jika mereka upacara bendera, pasti ada bait dalam bagian doa saudara kita: "ampunilah pemimpin-pemimpin kami.,pemimpin di negeri kami.." ^^

Tak ada gunanya mengeluh, tak ada gunanya melihat ke masa lalu, tak ada gunanya hanya duduk diam tak melakukan apa-apa. Karena saya yakin, saya tak sendiri dan saya tak kesepian. Ada delapan orang terbaik dan terhebat yang menemani. Delapan orang yang menginspirasi, delapan orang yang menyemangati, dan delapan orang yang menghidupi....

"You are a leader if and only if you have the follower"
(Anis Baswedan)

Do I have that follower??


#Sedikit Curhatan Menjelang Satu Purnama Mendapat Amanah Baru

4 comments:

eashva nazora said...

then everyone in twitter is also a leader fufufu :3

Unknown said...

Hahaha., followernya beda orientasi itu mah... ^^V

cakrawidya said...

wah, postnya pak bos keren, hahaha

Unknown said...

Hehehe.., makasih dit..
itu ceritanya lagi #galau
semoga bermanfaat...^^

 
Copyright (c) 2010 Bermula dari Awal and Powered by Blogger.