Thursday, January 26, 2012

Petualangan 5 Kota #2 Kediri

“Arc de Triomphe Indonesia itu terletak di Kediri “

Petualangan kali ini berjumlah tujuh orang layaknya Seven Samurai. Masih dengan orang-orang yang itu-itu juga. Ada manusia #1 Adit D, #2 Mbe, #3 Rahma, #5 Gigi, #6 Ria, #8 Iin, dan #9 Fariz. Awalnya kami berangkat berdelapan dengan manusia #4 Linda menggunakan Kereta Api Malabar dari Bandung. Tujuannya: ngerepotin di rumah manusia #4. Hehe. dan nantinya, ketika kami melancarkan dan membiasakan bahasa Inggris di suatu kampoeng, dua orang lagi datang: #7 Farchah, #10 Dian

Jadwal keberangkatan kereta jam 3.45p.m dari Stasiun Hall Bandung, dan sampai di Stasiun Nganjuk jam 3.30a.m. 12 jam kami berada di kereta. Jangan tanyakan rasanya seperti apa, karena pasti kaki, leher dan badan jauh dari rasa nyaman layaknya kita berada di tempat tidur. Tentu.

Sampai di stasiun Nganjuk

Setelah sholat maghrib dan isya yang di jama’, sembari istirahat, kami menunggu waktu shubuh datang. Jam 4 lewat beberapa menit, kami sholat shubuh berjama’ah di Mushola Stasiun Nganjuk. Sekitar jam 5 pagi, kami dijemput oleh Ayah dan Ibunya Linda. Dua mobil yang menjemput kami. Satu khusus barang-barang bawaan kami, satu lagi untuk ke delapan orang ini. Fix sangat ngerepotin.

Dasar emang kami sedang capek perjalanan, sesampainya di rumah Linda kami langsung istirahat. Barulah setelah matahari naik sampai di tempat tertingginya kami bergegas untuk bersiap berangkat ke Kampoeng Inggris, Pare. Seperti biasa, antre mandi sambil nonton TV merupakan hal yang biasa dilakukan. Setelah semua siap, kami berangkat sekitar jam 2 siang. Mencoba meluruskan niat: “to learn English”, kami pun berangkat. Meninggalkan desa Sumber Duren (nama desanya Linda). Masih dengan dua mobil yang mengantar kami ke Pare. Manusia #2 satu mobil dengan Ayahnya Linda tuk membawa barang-barang bawaan, sisanya kami bertujuh bersama Ibunya Linda.

Sebelum sampai ke Pare, kami mampir sebentar di Gumul Simpang Lima Kediri. Ditemani dengan hujan yang turun malu-malu (gerimis), kami turun tuk sejenak berfoto-foto. ^^ Puas foto-foto, kami lanjutkan perjalanan. Pare, we’re coming…

Gumul Simpang Lima

Sesampainya di Kampoeng Inggris, Pare

Sampai di lembaga tempat kami belajar, kami memilih tiga program masing-masing orang. Kami semua sepakat tuk memilih Speaking, Vocabulary and Pronunciation, kecuali manusia #8 dan #9 yang mengganti Pronunciation menjadi Grammar. Test dibutuhkan untuk menentukan kami berada di level berapa. Hasilnya: Manusia #1, #2, #5 dan #8 satu kelas di Speaking 3 dan satu kelas juga di Vocab 2 ditambah dengan manusia #10. Satu kelas pula di kelas Pronounce 1 untuk manusia #1, #2, #5 dan #7. Sedangkan yang sudah expert: manusia #3 dan #6 satu kelas di Speaking 4, Vocab 3, and Pronounce 2. Sedikit cerita jadwal harian kami (manusia #1, #2, #5) selama dua pekan di Pare:

Waktu

Kegiatan

Tempat

05.00 – 06.00

Dorm Activity

Dormitory

07.00 – 08.30

Speaking 3

Female 2

08.30 – 10.00

Vocab 2

Female 2

10.00 – 11.30

Pronunciation 1

Alaska

14.30 – 16.00

Vocab 2 (Extended)

Female 1

16.00 – 17.30

Speaking 3 (Extended)

Office

18.30 – 19.30

Dorm Activity Dormitory

Dormitory para putri di Female 2 semua. Tempatnya sangat strategis: tepat di depan Office. Sedangkan kami para putra (manusia #1, #2, #9) di Dormitory Male 4. Khusus asrma putra, jangan berharap berbentuk layaknya kamar kost-kostan yang ada di Dako, apalagi asrama layaknya Astri. Terlalu jauuuh pembedanya. Kasur tak berseprei, lengkap dengan tiga bantalnya yang penuh bau jamur dan sedikit rusak di tengahnya. Lantai kamar yang selalu kotor penuh debu dan pasir-pasir. Ditambah tak ada jendela sama sekali (ini yang parah, sirkulasi udaranya jelek banget). Hanya tiga lubang fentilasi kecil di sudut timur kamar. *nah lo sebelah timur tuh dimana? Hahaha. Warna cat temboknya yang temaram berlapis lumut di beberapa tempat menambah makin suram keadaan kamar. Hanya ada satu pelengkap kamar: lemari pakaian kecil yang sangat kontras ukurannya dibanding luas kamar. Kamar mandi? Aiiiih..,jauh dari rasa nyaman. Jauuh banget. Lumut yang bertengger dihampir semua sudut ruangan, bak yang tak pernah dikuras, sampai pintu cacat yang hanya satu saja engselnya yang berfungsi. Mandi pun risih. Lantai dua pun sama statusnya. *Dorm kami ada dua lantai,tiap lantai ada satu kamar mandi. Inilah kondisi dorm tempat kami tinggal selama dua minggu kedepan. Nggak suka atau nggak betah? Silahkan cari sendiri hotel mewah yang ada disana..

Kondisi asramaKondisi kamarKondisi kamar

Setidaknya ada kalimat yang (sedikit) melegakan hati yang ditempel di kamar. Bertuliskan besar-besar, dan jelas. Kalimatnya tepat di depan tempat tidur, terbaca dan terlihat dengan baik ketika kami bertiga rebahan di kasur. Apalagi masusia #1 yang langsung persis menghadapnya. *tapi percuma juga sih, nggak kebaca juga, maklum bokeh semua. Hahaha. Ini dia kaliamat pertama yang sedikit menyindir dan menusuk kami ketika sampai di kamar ‘terccinta’:

09012012958

Minggu pertama di Kampoeng Inggris

Minggu awal merupakan minggu adaptasi bagi kami, mulai dari adaptasi dengan asrama (segala isinya termasuk kamar mandi), adaptasi our tongue to speak English, adaptasi dengan panasnya Pare, serta adaptasi dengan makanan yang disediakan. Dan juga, adaptasi dengan jadwal kami yang penuh padat.

Kepala asrama Male 4 bernama Mr.Umar yang juga tutor Grammar untuk manusia #8 dan #9. Ada 8 penghuni di asrama kami: Lantai satu ada kami bertiga saja (manusia #1, #2, dan #9). Karena lantai satu hanya terdapat satu kamar dan ruang belajar saja. Sedangkan sisanya di lantai 2: Adris, Ikbal, Ahim, Adit P (bahkan ketemu lagi orang yang namanya sama), dan Cahyo *anak kelas TT3301. Dua kamar tidur, satu ruangan tuk nonton TV dan ada jalan untuk jemuran serta kamar mandi *keadaan pintunya lebih parah, hanya gorden yang hanya menutup 4/5 bagian pintu dari bawah.

Di asrama pun, kami harus mengobrol menggunakan English karena tiap kata dalam bahasa dikenakan denda Rp1.000,00. Ini tugas Mr.Punishment yang akan menuliskan tiap orang se-asrma yang menggunakan bahasa. Itu teorinya. Karna dalam prakteknya, Mr.Punishment yang terdengar garang dan menyeramkan ini tak dapat berkutik karena justru malah dia yang menggunakan bahasa. Mr.Punishment itu adalah manusia #9. Lain lagi dengan Mr.Cleaner yang tugasnya memastikan tiap orang se-asrma melakukan tugasnya untuk bersih-bersih. Itu pun hanya teori juga. Karena dalam prakteknya, justru malah dia bolos bersih-bersih di jadwal harinya. Itulah manusia #2 sebagai Mr.Cleaner. Hadeh-hadeh., pejabat asrama yang setengah-setengah dalam melayani rakyat asrama. Ckckckck..

Karena kami bertiga satu kamar, manusia #1, #2 dan #9. Tiap hari manusia #1 harus bersabar dengan ulah New Couple manusia #2 dan #9. Layaknya couple pada umumnya, bertengkar jadi makanan harian. Apalagi dengan membawa-bawa kata-kata 9gag: “mother fu**er, god da** it, dan sejenisnya. Dengan suara yang keras pula (penghuni lantai 2 pun bisa denger). Hadeh-hadeh. Saya hanya ketawa saja mendengar dan melihat mereka. Hahaha. Harus ngerasain sendiri dah..

Kelas Speaking 3 merupakan kelas yang paling asyik dari ketiga kelas yang saya pilih. Diampu oleh Ms. Rindu dengan waktu tiap hari jam 7 pagi. Waktu yang masih fresh dan semangat. Jangan bayangkan kelas kami itu di ruangan tertutup layaknya ruang kelas kuliah lengkap dengan infokus dan papan tulis besar serta meja. Bukan. Kelas kami dibawah pohon-pohon rambutan, papan tulis yang bersandar di pohon, tempat duduk plastik dan yang pasti outdoor.

IMG_1200

Kegiatan kami di speaking 3 adalah berdiskusi dan presentasi. Topiknya bermacam-macam, mulai dari yang berat sampai yang gaib. Misalnya codex, korupsi, AIDS, poligami sampai black magic. Terkadang kami bermain game sederhana. Tak lupa sebelum memulai pelajaran kami berdoa dan menyampaikan positive word kepada semua teman kelas.

All the activities must speak in English. Discussion in small group, presentation in front of the others, and questions too. Even when we just take conversation with another. All of them are in English. Lovely. ^^

Tak mungkin saya ceritakan semua kegiatan yang ada tiap hari disini. Pasti. hehe. Tapi satu hal yang penting adalah: ada unsur sekularisme disana. Ya, tak boleh membawa agama ketika diskusi, dalam topik apapun, termasuk poligami. Alasannya sederhana: karena semua agama pasti melarang untuk berbuat kejahatan dan menyuruh berbuat kebaikan. Somehow, saya rada berat untuk setuju adanya sekularisme ini. Tapi ya sudahlah saya ikut aturan main saja.

Kelas vocab 2 merupakan kelas yang cukup membosankan. Dengan tutor, tempat dan suasana yang sama: Ms. Rindu, dan tak berpindah tempat. Kegiatannya pun cukup menguras otak lebih: menghafal. Walaupun saya akui, saya kurang pandai menghafal. Apalagi ketika menerjemahkan tiap kata English ke Bahasa. Ada sesuatu yang memberatkan paradigma awal saya tentang belajar English: “Kalau sudah tahu artinya (maksudnya) dalam English, maka tak perlu lagi mengubahnya ke bahasa. Karena otak akan memikir dua kali kerja” (*). Itulah mengapa saya lebih suka membaca bacaan English tanpa harus menerjemahkannya dulu ke bahasa. *kecuali jika susah sekali dipahami.

(*) Paradigma yang dibentuk di SMA oleh Pa Sabdo. Makasih banyak Pa..^^

Tiap pertemuan, kami diberi satu kertas berisikan kata-kata yang harus diterjemahkan ke bahasa. Satu lembar saja bisa berisi lebih dari 40 kata sesuai toipknya. Tapi jangan khawatir, ada extended class yang membantu mengulas kembali kata-kata tadi agar mudah dihafal.

Kelas Pronounce 1 satu-satunya kelas yang situasinya mirip situasi kelas Orkom Pak YDP. Degdegserr lah. Tegang nggak, takut juga nggak. Tapi harus selalu siap. Hehehe #GaJelas. Yah.,karena setiap kata dan kalimat yang ditulis di whiteboard akan dicoba dilafalkan oleh tiap orang. Mr.Fahmi akan berkeliling untuk menunjuk semua orang untuk melafalkan kata atau kalimat yang dituliskan tadi. Salah dan kurang tepat (atau kurang lebay pengucapannya) maka sang tutor Mr. Fahmi said “No, stand up!”. Orang-orang yang berdiri inilah yang ketahuan belum bisa pelafalannya dan terkadang perlu banyak latihan. Baru bisa duduk kembali setelah dia berhasil melafalkan dengan baik dan benar. So, how do you say this sentence:

“You can eat an apple, and a banana in the cinema in Canada”

Itu kata-kata yang banyak sekali membuat orang berdiri. Apalagi hobinya Mr.Fahmi yang menuliskan Tongue Twister seperti: “If two witches would watch two watches, which witch would watch which watch” Karena arti tak penting, yang penting lidah kita terputar-putar. Haha. Kalau membaca masih mending, sesekali kita harus menghafal juga kalmatnya. (bahasa kerennya close book). Makanya tiap selesai kelas Pronounce 1 pasti haus dan lapar, terkadang malah pipinya pegel. Hahaha. Dan kita lakukan tiap hari ditambah extended class juga. Pencucian otak yang sempurna.

Minggu kedua di Kampoeng Inggris

Tak jauh berbeda dengan minggu pertama. kegiatan rutinan kami tetap. Mulai dari kegiatan asrama sampai kelas. Namun keadaan sudah mulai kendor, kami sudah mulai jarang mengobrol menggunakan English lagi. Ada sesuatu yang salah disini, tapi entahlah saya sendiri pun nggak tahu.. –,-

Hari pertama di pekan kedua: Senin, kami melaksanakan mid test. Semua program yang kami ambil kecuali Pronounce 1. Speaking 3 dengan topik: “which one do you choose, if you’re on the top of your carrier and it’s your dream job, but your parents need you to come back to your hometown. Your dream job? or your parents?”. Vocab 2 dengan 45 soal kata-kata English yang harus diterjemahkan ke bahasa atau sebaliknya.

Secara umum, kami sudah mulai terbiasa dengan suasana Kampoeng Inggris. Hidup kami pun jadi teratur, entah karena jadwal yang padat atau tidak, tapi beginilah hidupnya. Tak ada internet membuat kami teratur. Hehehe. Kami sudah terbiasa dengan ocehan English semua orang, sudah terbiasa dengan jadwal pekanan kami: Ngaji bareng dan jogging bareng. Bahkan kami sudah nyaman dengan situasi desa yang rapi dan ramah (ini bener-bener desa, bukan kaya di Dako yang jalanannya kurang teratur). Apalagi ketika malam, seakan sudah ada jam malam sendiri yang menempel di hati dan kepala tiap warga, jam 10 malam saja keadaan sudah sepi: semua masuk di rumah kecuali orang-orang yang kelaparan. *sedikit curhat tentang proker lama. hehehe ^^

Satu minggu ini, kami disiapkan agar berhasil dalam final test. Yang akan menentukan lulus tidaknya kami di program tersebut. Karena kami sudah cukup kenal dan akrab dengan teman sekelas kami, suasana pun makin cair saja dan makin asyik. Ditambah dengan tutor yang asyik pula, kelas pun seakan jadi keluarga baru disini. Tiga hari terakhir menjelang kepulangan kami, foto-foto pun menjadi sering kami lakukan. Termasuk extended class juga. Biar tak lupa nama-namanya., mending ditulis disini aja ahh... Hahaha

Kelas Speaking 3

Speaking 3 Class (Dari kiri ke kanan) Atas: Mbe, Ms.Rindu, Arafat | Tengah: Zahrawi, Ms.Fatma, Iin, Gigi, Riana, Hasya, Ufik | Bawah: Tom, Jatnika, Lanang, Adit, Yudi, Irwan, Desi

DSCF8841

Vocab 2 Class (Dari kiri ke kanan) atas: Jatnika, Mbe, Adit, Yudi, Elfis, -- | Tengah: --, Iin, Dian, Gigi, –-, Ms.Rindu, Adris | Bawah: Amira, Odiel, Astri, – *Maaf ya, yang putri nggak hafal semuanya.. gomen nasai..

Bagi kami yang hanya mengambil program dua pekan, serasa kurang sekali dan nanggung. Karena kebanyakan yang lain sudah dalam hitungan bulan, bukan minggu lagi. Jadi banyak dari teman-teman kami mengedarkan secarik kertas untuk meminta agar kami mengisi CP dan jejaring sosial yang kami punya. Biar tetep keep in touch. ^^

…………………………………………………….

Tinggal di Kampoeng Inggris banyak sekali kejutan dan hal-hal yang membuat kami tercengang takjub. Mulai dari kisah kobokan bersama (satu kobokan besar untuk berlima. Bayangin tuh risih nggak makenya. Hahaha), harga makanan yang lebih murah ketimbang di Dako (Es Tebu asli yang berasal dari gilingan tebu seharga seribu perak. Segelas besar. Nah lo murah banget kan?), Panasnya yang melebihi dikit dari panas Dako, sampai adzan yang terkadang dikumandangkan tidak pada waktunya *ini di Kediri (Adzan Dzuhur jam 1 siang coba).

That’s all about my stories. Semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan teman-teman. Dan semoga kita mendapat apa yang menjadi tujuan kita di Kampoeng Inggris: Membiasakan Bahasa Inggris. ^^ Amiiin Ya Rabb…

Sebelum Pulang

Selamat tinggal asrama yang penuh kontroversi dan kenangan: handuk jamuran yang yang tergantung di kamar mandi, kamar mandi cacat, jemuran konyol, TV semutan, tempelan-tempelan tulisan nggak jelas tentang cinta di kamar, dan ruangan yang serba berantakan. Selamat jalan suasana kampung yang penuh memori: Jum’atan paling cepet (khutbah dan suratnya singkat dan pendek), warung makan yang murah-murah, laundry yang bermasalah, dan pasti keceriaan dan kesedihan yang dirasa. Semoga ada kesempatan lain lagi untuk datang kesana..

Terima kasih untuk ke-sepuluh teman-teman yang luar biasa, untuk Cahyo juga, buat Ms.Rindu, Mr.Fahmi, Ms.Siti, Mr.Syahrul dan Mr.Umar selaku tutor selama di Pare. Terima kasih juga untuk semua temen-temen di Pare: Yudi, Jatnika, Ms.Fatma, Lanang, Ofi, Arafat, Mba Yeti, Ufik, Desy, Tom, Abi, Zahrawi, Elfis, Riana, Irwan, Hasya, Mr.Anwar, Ahim, Adit P, Ikbal, Adris, Yusuf, Odiel, Amira, Astrid, Mida, Nafi  dan semua orang yang nggak bisa saya sebutin satu-satu.. Terima kasih juga buat Ayah dan Ibunya Linda untuk transportasinya dan keramahannya dalam menjamu kami. Maaf juga tuk sikap dan kata yang pasti membuat kesal dan tidak pada tempatnya untuk semuanya..

“It’s not everyday that I get to make a new friends” (Narnia)

0 comments:

 
Copyright (c) 2010 Bermula dari Awal and Powered by Blogger.