Pernah saya ditanya teman: "gue tuh orangnya kebanyakan mikir dit.
Mikir parah, kadang sampe ga bisa tidur gara-gara mikirin sesuatu. Tapi ya cuma
mikir doang, nggak ada yang dilakuin. Menurut loe gue kudu gimana? Minta saran
dong...."
Pikiran yang terlintas pertama saat ditanya hal itu: tentu saya lihat
ke dalam diri saya sendiri dulu. Ngaca, udah panteskah untuk ngejawab? Dah bisa
ngelakuinkah nanti jawaban yang terlontar dari mulut seorang pemalas dan hina
ini?
Awalnya saya mengelak tuk menjawab. Dengan paksaan sana-sini (tentu
dengan banyolan dan candaan ringan) akhirnya kedenger juga petuah dari seorang
hina ini. #Ampuni dosa-dosa hamba Ya Rabb, Ya Ghoffar...
"Kalo saya sih cenderung pindah lokasi, misalnya kalo di kostn
kebanyakan mikir gitu, terus secara spontan dan sadar (mirip derau impuls di
materi jarkom*): brenti mikir, langsung bertindak."
#ngaco
Untungnya jawabannya saya tambahkan dengan studi kasus pengalaman yang kebetulan
baru aja kejadian beberapa saat sebelum pertanyaan mematikan itu terlontar.
Satu hal yang masih tetap menjadi beban
ketika saya putuskan tuk menjawab (baca:sharing). Integritas.
Integritas yang saya inginkan..
Karena saya tidak mampu (dan tak mau) menanggung dosa orang lain. Tentu
#MariKuliahManpro
*Derau impuls adalah jenis derau yang tak beraturan biasanya putusan hubungan berdurasi pendek. contohnya: saat petir terjadi mengakibatkan suara telepon terputus beberapa saat dan kembali normal kembali.
*Derau impuls adalah jenis derau yang tak beraturan biasanya putusan hubungan berdurasi pendek. contohnya: saat petir terjadi mengakibatkan suara telepon terputus beberapa saat dan kembali normal kembali.
0 comments:
Post a Comment