Seri ketiga dari Narnia Chronicles ini, masih tetep buat kalangan anak-anak. iosh., ga ada darah yang netes setitik pun. Dengan aktor yang sama kaya seri kedua. Bedanya cuman produsernya diambil alih sama 20th century Box., bukan Disney Land lagi. Berawal dari Lucy and Edmund serta sepupunya (Eustias) yang masuk ke Narnia lewat lukisan. Seperti biasa, full of magic. Cerita tuk seri ini emang agak beda sama seri-seri yang sebelumnya, nggak ada perang kolosal di seri yang terbaru ini (yang sampe ngelibatin banyak orang). Tapi, yang ada tuh perang ngelawan diri mereka sendiri. Maksudnya? iosh., mereka diuji sama petualangan-petualangan buat nyari The Seven Sword Of The Lord (Tujuh pedang yang dikasih sama Aslan buat para ketujuh bangsawan).
Tapi jangan salah, walopun nggak ada perang kolosal, tapi value of adventure in a war masih ada. Bukannya ada hadits : "Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar. Sahabat terkejut dan bertanya, "Peperangan apakah itu wahai Rasulullah ? " Baginda berkata, "Peperangan melawan hawa nafsu." (Riwayat Al Baihaqi)
iosh., bagian yang paling aku suka tuh pas rombongan Dawn Treader nyampe di Dark Island and berhasil nyelametin salah satu dari Seven Lords. Disana sesuatu yang kita pikirin paling kita takutin bakal jadi kenyataan. Edmund mikir kalo bakalan ada Sea Dragon, so it happened. Muncul Sea Dragon beneran sesuai yang Edmund pikirin. Dari sini, ngingetin aku tentang sebuah hadits kalo "Sesungguhnya Allah itu dekat, dan sesuai prasangka hambaku". Pikiran kita lah yang mbuat sesuatu itu jadi lebih buruk atau malah makin baik. Gimana kalo di dunia ini semua yang kita takutin jadi kenyataan? Dan hal apa yang bakal jadi kenyataan sesuai ketakutan and kelemahanmu? Who knows....
Well, seri ketiga dari Narnia ini emang banyak ngasih pelajaran buat kita. Awal 2 Begin, kita syukuri nikmat Allah and tetep berjuang tuk ngalahin dirimu sendiri...
Ganbatte kudasai....
0 comments:
Post a Comment